Senin, 12 Juli 2021

Konfigurasi VLAN Menggunakan Mode Access dan Trunk Pada Cisco

Pada kali ini saya ingin memberikan tutorial bagaimana cara mengkonfigurasi VLAN (Virtual Local Area Network


1. Siapkan Topologi seperti gambar dibawah ini 

Gambar 1. Topologi yang digunakan

2. Masukan ip pada Fast ethernet masing - masing pc dan laptop

Gambar 2. IP pada PC 0
    
Gambar 3. IP pada PC 1

Gambar 4. IP pada Laptop 0

Gambar 5. IP pada Laptop 1

3. Masukkan IP Gateway pada masing-masing device

Gambar 6. IP Gateway PC 0

Gambar 7. IP Gateway PC 1

Gambar 8. IP Gateway Laptop 0

Gambar 9. IP Gateway Laptop 1

4. Lakukan konfigurasi pada switch 
codingnya seperti ini :


Switch(config)#vlan 10

Switch(config-vlan)#name TIF

Switch(config-vlan)#vlan 20

Switch(config-vlan)#name Farmasi

Switch(config-vlan)#vlan 10

Switch(config-vlan)#int fa0/1

Switch(config-if)#switchport access vlan 10

Switch(config-if)#int fa0/2

Switch(config-if)#switchport access vlan 10

Switch(config-if)#int fa0/3

Switch(config-if)#switchport access vlan 20

Switch(config-if)#int fa0/4

Switch(config-if)#switchport access vlan 20

Switch(config-if)#int fa0/11

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#no shutdown


5. Setelah melakukan konfigurasi pada switch saatnya untuk melakukan konfigurasi pada router
codingnya seperti ini :

Router>en

Router#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config)#int fa0/0

Router(config-if)#no sh

Router(config)#int fa0/0.10

Router(config-subif)#

Router(config-subif)#encapsulation dot1q 10

Router(config-subif)#ip add 192.168.10.254 255.255.255.0

Router(config-subif)#no sh

Router(config-subif)#int fa0/0.20

Router(config-subif)#encapsulation dot1q 20

Router(config-subif)#ip add 192.168.20.254 255.255.255.0

Router(config-subif)#no sh


pada bagian  koding ini 

Router(config-subif)#encapsulation dot1q 10

Router(config-subif)#ip add 192.168.10.254 255.255.255.0

Router(config-subif)#no sh

Router(config-subif)#int fa0/0.20

Router(config-subif)#encapsulation dot1q 20

Router(config-subif)#ip add 192.168.20.254 255.255.255.0

Router(config-subif)#no sh

adalah untuk memasukan ip gateway pada device yang tadi sudah dikonfigurasi


6. Sebelum melakukan testing alangkah lebih baik jika melihat apakah status dari fast ethernet masing-masing sudah up apa belum dengan cara menggerakan kursor ke switch dan router


7. Dan jika berhasil maka paket data akan terkirim meskipun berbeda grup vlan seperti gambar dibawah ini:



Gambar 10. Testing


Semoga bermanfaat dan silahkan dicoba

Untuk tutorial dengan video dapat diklik Disini 















Minggu, 13 Juni 2021

Konfigurasi Master : RIP Routing

Router memiliki fungsi sebagai sarana penghubung antara 2 atau lebih jaringan untuk bisa meneruskan data dari sebuah jaringan ke jaringan yang lainnya. Sebuah router bisa berupa suatu device yang dirancang secara khusus untuk memiliki fungsi sebagai dedicated router, atau juga bisa sebuah PC/Komputer yang digunakan sebagai router yang lebih dikenal sebagai PC Router. Manfaat yang bisa diperoleh jika menggunakan sebuah PC Router yaitu maka tidak perlu untuk membeli router tambahan sehingga akan lebih menghemat biaya.

Router Dinamis ( Dynamic router ) adalah teknik jaringan yang menyediakan routing data yang optimal. Tidak seperti statis routing, routing dinamis memungkinkan router untuk memilih jalur sesuai dengan perubahan tata letak real-time logical network. Dalam perutean dinamis, protokol perutean yang beroperasi pada perute bertanggung jawab atas pembuatan, pemeliharaan, dan pembaruan tabel perutean dinamis. Dalam perutean statis, semua pekerjaan ini dilakukan secara manual oleh administrator sistem.

Routing dinamis menggunakan banyak algoritma dan protokol. Yang paling populer adalah Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Adapun langkah langkah cara membuat jaringan routing dinamis dapat dilihat melalui tutorial yang dijelaskan dibawah ini.

1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer di komputermu, jika belum ada silahkan Download dan Install terlebih dulu.


2. Keterangan Penggunaan Kabel pada Jaringan

Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through :

  • Switch – Router
  • Hub – Router
  • Switch – PC
  • Hub – PC

Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :

  • Router – Router
  • PC – Router
  • Switch – Hub
  • Switch – Switch

3. Ketentuan Konfigurasi Interface antar device yaitu :

  • Router – Router : Serial (Konektor warna merah yaitu menggunakan Serial DTE)
  • Router – Switch : FastEthernet (Bisa menggunakan Ethernet tapi lebih direkomendasikan menggunakan FastEthernet karena lebih cepat)
  • Switch – PC : FastEthernet
Setelah paham mengenai beberapa ketentuan yang telah disebutkan diatas maka desain jaringan dengan menggunakan cisco packet tracer seperti contoh gambar dibawah ini :

Setelah selesai, hubungkan semua device dengan kabel yang semestinya serta aktifkan konfigurasi interface yang akan kita isi dengan pengaturan nantinya.

Catatan :

  • Sterling dengan fastethernet0/0 terhubung ke Switch1 menuju PC1 dan PC2.
  • Hoboken dengan fastethernet0/0 terhubung ke Switch2 menuju PC3 dan PC4.
  • Waycross dengan fastethernet0/0 terhubung ke Switch3 menuju PC5 dan PC6.
  • Masing masing router terhubung melalui Sterling–Hoboken= Serial 2/0 dan Hoboken–Waycross= Serial 3/0

4. Setting Fastethernet dan serial dengan cara CLI :


Router Sterling – Fastethernet 0/0 :

Router#en
Router#configure terminal
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Hoboken – Fastethernet 0/0 :

Router#en
Router#configure terminal
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Waycross – Fastethernet 0/0 :

Router#en
Router#configure terminal
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Setelah melakukan setting Fastethernet pada router kemudian isi konfigurasi pada serial masing masing Router.


Router Sterling – Serial 2/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Hoboken – Serial 2/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Hoboken – Serial 3/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.11.11.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Waycross- Serial 3/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.11.11.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Pada saat menghubungkan serial, Router Sterling dengan serial 2/0 dan Hoboken serial 2/0, hal ini harus satu Jaringan tetapi harus berbeda hostnya dengan ketentuan harus membedakan IP kelasnya. Setting konfigurasi seperti di atas merupakan contoh sederhana agar lebih mudah untuk diingat.

Setelah selesai setting koneksi antar Router dan switch, Berikutnya yaitu melakukan pengaturan IP pada PC1, PC2, PC3, PC4, PC5 dan PC6

5. Setting IP pada masing masing perangkat yang akan dihubungkan

Fastethernet untuk Default Gateway pada PC 1 harus diisi dengan konfigurasi IP Fastethernet Router Sterling karena pada PC1, PC2 Terhubung ke Router Sterling melaui switch. Begitu juga dengan PC3, PC4 dengan Hoboken, dan PC5, PC6 dengan Waycross.


PC 1

IP Address : 192.168.1.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.1.1

PC 2

IP Address : 192.168.1.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.1.1

PC 3

IP Address : 192.168.2.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.2.1

PC 4

IP Address : 192.168.2.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.2.1

PC 5

IP Address : 192.168.3.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.3.1

PC 6

IP Address : 192.168.3.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.3.1

Konfigurasi di atas dapat dilakukan dengan mudah melalui pengaturan yang terdapat pada :
Pilih PC > masuk ke Desktop > IP Configuration

6. Setelah selesai melakukan konfigurasi pada device yang akan terhubung, kini tinggal Setting IP Route (DINAMIC). Pengaturan ini dibutuhkan ketilitian sehingga jaringan dapat berjalan dengan normal.

Selanjutnya yaitu melakukan konfigurasi IP Route (RIP) yang mana pada RIP Versi 1, tidak mengenal dengan yang namanya subnet mask, namun nantinya pada Versi yang ke 2 sudah mengenal dengan Subnet Mask

Setelah memahami penjelasan yang telah disebutkan diatas berikut ini merupakan konfigurasi pengaturan IP Route Statis : Network yang terdapat pada pengaturan konfigurasi RIP nantinya diisi dengan menggunakan IP Serial serta Fastethernet yang terdapat didalam router itu sendiri, yaitu Host Terkecil yang mana diisi dengan 0. Contoh : pada Router Sterling terdapat 2 IP yaitu :

  • f0/0 : 192.168.1.1 lalu diisi dengan 192.168.1.0
  • S2/0 : 10.10.10.1 lalu diisi dengan 10.10.10.0

Untuk memahami lebih lanjut dapat dilihat keterangan seperti gambar dibawah ini.


Berikut ini merupakan konfigurasi RIP Router Dinamis melalui CLI :

Setting IP Route Sterling :

Router>en
Router#configure terminal 
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 10.10.10.0

Setting IP Route Hoboken :

Router>en
Router#configure terminal 
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 11.11.11.0

Setting IP Route Waycross :

Router>en
Router#configure terminal 
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 11.11.11.0 

Setelah selesai melakukan konfigurasi Dinamic Router berikutnya yaitu melakukan pengtesan dengan cara ping IP Address di PC. Sebagai contoh dibawah ini dapat dilihat ping antar PC/Laptop yang telah sukses terhubung.


Selain itu berikut ini juga dapat dilihat cara melakukan test koneksi dengan mengirimkan simulasi pesan, yang jika sudah terhubung maka pesan akan terkirim dan terdapat tulisan sucess sebagai indikasinya.



Referensi :

https://jagad.id/cara-setting-routing-dinamis-rip-di-cisco/

Minggu, 06 Juni 2021

Konfigurasi Static Routing Menggunakan Aplikasi Cisco Packet Tracer

Secara umum definisi Router adalah sebuah alat pada jaringan komputer yang berfungsi untuk mengirimkan suatu paket data melewati sebuah media jaringan atau Internet menuju tujuannya, proses tersebut lebih dikenal sebagai routing.

Router memiliki fungsi sebagai sarana penghubung antara 2 atau lebih jaringan untuk bisa meneruskan data dari sebuah jaringan ke jaringan yang lainnya. Sebuah router bisa berupa suatu device yang dirancang secara khusus untuk memiliki fungsi sebagai dedicated router, atau juga bisa sebuah PC/Komputer yang digunakan sebagai router yang lebih dikenal sebagai PC Router. Manfaat yang bisa diperoleh jika menggunakan sebuah PC Router yaitu maka tidak perlu untuk membeli router tambahan sehingga akan lebih menghemat biaya. 

Default Gateway : Supaya sebuah Router bisa meneruskan data dengan tepat, komputer yang terdapat pada jaringan itu harus menugaskan router tersebut untuk meneruskan data yang dikirimkan. Penugasan itu dilakukan dengan menambahkan pengaturan komputer default gateway ke router yang dimaksudkan. Jika tidak melakukan pengaturan default gateway maka bisa dipastikan jaringan LAN itu tidak dapat terkoneksi dengan jaringan yang lain. Penjelasan tersebut merupakan beberapa pengertian dari kumpulan dalam konfigurasi pada router statis.

1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer di komputermu, jika belum ada silahkan Download dan Install terlebih dulu.


2. Keterangan Penggunaan Kabel pada Jaringan

Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through :

  • Switch – Router
  • Hub – Router
  • Switch – PC
  • Hub – PC

Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :

  • Router – Router
  • PC – Router
  • Switch – Hub
  • Switch – Switch

3. Ketentuan Konfigurasi Interface antar device yaitu :

  • Router – Router : Serial (Konektor warna merah yaitu menggunakan Serial DTE)
  • Router – Switch : FastEthernet (Bisa menggunakan Ethernet tapi lebih direkomendasikan menggunakan FastEthernet karena lebih cepat)
  • Switch – PC : FastEthernet

Setelah selesai, hubungkan semua device dengan kabel yang semestinya serta aktifkan konfigurasi interface yang akan kita isi dengan pengaturan nantinya.

Catatan :

  • Sterling dengan fastethernet0/0 terhubung ke Switch1 menuju PC1 dan PC2.
  • Hoboken dengan fastethernet0/0 terhubung ke Switch2 menuju PC3 dan PC4.
  • Waycross dengan fastethernet0/0 terhubung ke Switch3 menuju PC5 dan PC6.
  • Masing masing router terhubung melalui Sterling–Hoboken= Serial 2/0 dan Hoboken–Waycross= Serial 3/0
4. Setting Fastethernet dan serial dengan cara CLI :

Router Sterling – Fastethernet 0/0 :

Router#en
Router#configure terminal
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Hoboken – Fastethernet 0/0 :

Router#en
Router#configure terminal
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Waycross – Fastethernet 0/0 :

Router#en
Router#configure terminal
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 
Setelah melakukan setting Fastethernet pada router kemudian isi konfigurasi pada serial masing masing Router.


Router Sterling – Serial 2/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Hoboken – Serial 2/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Hoboken – Serial 3/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.11.11.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Router Waycross- Serial 3/0 :

Router#en
Router#configure terminal 
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.11.11.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

Pada saat menghubungkan serial, Router Sterling dengan serial 2/0 dan Hoboken serial 2/0, hal ini harus satu Jaringan tetapi harus berbeda hostnya dengan ketentuan harus membedakan IP kelasnya. Setting konfigurasi seperti di atas merupakan contoh sederhana agar lebih mudah untuk diingat.

Setelah selesai setting koneksi antar Router dan switch, Berikutnya yaitu melakukan pengaturan IP pada PC1, PC2, PC3, PC4, PC5 dan PC6

5. Setting IP pada masing masing perangkat yang akan dihubungkan

Fastethernet untuk Default Gateway pada PC 1 harus diisi dengan konfigurasi IP Fastethernet Router Sterling karena pada PC1, PC2 Terhubung ke Router Sterling melaui switch. Begitu juga dengan PC3, PC4 dengan Hoboken, dan PC5, PC6 dengan Waycross.


PC 1

IP Address : 192.168.1.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.1.1

PC 2

IP Address : 192.168.1.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.1.1

PC 3

IP Address : 192.168.2.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.2.1

PC 4

IP Address : 192.168.2.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.2.1

PC 5

IP Address : 192.168.3.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.3.1

PC 6

IP Address : 192.168.3.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Getway : 192.168.3.1

Konfigurasi di atas dapat dilakukan dengan mudah melalui pengaturan yang terdapat pada :
Pilih PC > masuk ke Desktop > IP Configuration

6. Setelah selesai melakukan konfigurasi pada device yang akan terhubung, kini tinggal Setting IP Route (STATIC). Pengaturan ini dibutuhkan ketilitian sehingga jaringan dapat berjalan dengan normal.

Network diisi dengan IP Tujuan dengan Host yang Terkecil yaitu 0. Sebagai contohnya untuk menuju Router Waycross, Router Waycross memiliki IP Fastethernet : 192.168.3.1, Jadi Penulisannya : 192.168.3.0 . Kemudian Netmask diisi mengikuti Network Apabila Kelas C diisi dengan 255.255.255.0. Next Hop diisi dengan serial yang terdekat dari Router itu sendiri Serial Pertama yang dilewati setelah keluar dari jalur router itu tersebut).

Setelah memahami penjelasan yang telah disebutkan diatas berikut ini merupakan konfigurasi pengaturan IP Route Statis :


Setting IP Route Sterling:

Router#en
Router#configure terminal  
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2 
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 10.10.10.2 

Setting IP Route Hoboken :

Router#en
Router#configure terminal  
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1 
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 11.11.11.2

Setting IP Route Waycross:

Router#en
Router#configure terminal  
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 11.11.11.1
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 11.11.11.1
Setelah selesai melakukan konfigurasi Static Router berikutnya yaitu melakukan pengtesan dengan cara ping IP Address di PC. Sebagai contoh dibawah ini dapat dilihat ping antar PC/Laptop yang telah sukses terhubung.


Selain itu berikut ini juga dapat dilihat cara melakukan test koneksi dengan mengirimkan simulasi pesan, yang jika sudah terhubung maka pesan akan terkirim dan terdapat tulisan sucess sebagai indikasinya.


Link Untuk Demonstrasi melalui Youtube

Sumber dari :









Sabtu, 29 Mei 2021

Pengertian DHCP Server, Fungsi dan Cara Kerjanya

 DHCP Server

    DHCP merupakan akronim dari Dynamic Host Configuration Protocol. Fungsi DHCP server adalah perangkat yang memudahkan penyebaran IP Address ke sebuah jaringan secara merata tanpa perlu dilakukan dengan manual atau menyebar IP Address satu persatu ke perangkat.

    Dynamic Host Configuration Protocol atau yang akrab disebut dengan DHCP di kalangan teknisi komputer ini sangat bermanfaat bagi otomatisasi distribusi alamat IP kepada komputer atau jaringan. Client/perangkat tidak perlu mengonfigurasi satuan alamat IP komputer dengan memakan waktu secara manual.


Definisi DHCP Server

    Apabila terdapat jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP Server, tentu saja sangat merugikan banyak waktu sekaligus efisiensi kerja. Mengingat perlu dilakukannya konfigurasi dengan cara manual, satu persatu komputer mendapatkan alamat IP yang sama untuk proses pertukaran data.

    Pada prinsipnya, pengertian DHCP Server adalah perangkat atau instrument komputer yang mampu mendistribusikan alamat IP Server ke seluruh DHCP client/perangkat bawah yang masih dalam satu jaringan network.

    Selain IP Addres, nantinya DHCP Server juga mendistribusikan parameter yang lain. Misalnya, Default Gateway dan DNS Server. Setiap ada server pusat, jelas ada client atau bawahan server. Karena DHCP Server berarsitektur client/server, maka komputer yang pendistribusi IP Addres ialah DHCP Server, sedangkan penerimanya adalah DHCP Client.

    Pengalokasian IP Addres dengan cara mendistribusikannya dari DHCP Server tentu membantu server untuk mengamati aktifitas yang terjadi pada komputer client, terutama pada bagian jaringan yang apabila mendadak tidak dapat mengakses internet, memakai software, dan seterusnya.


Fungsi DHCP Server

Fungsi DHCP Server


    Seperti yang telah dijelaskan di atas. Fungsi DHCP Server ialah melakukan alokasi melalui sistem distribusi menyangkut IP Address server sehingga semua client mampu mengotomatisasi IP Address dari DHCP Server. Hal ini jelas sangat menghemat tenaga sekaligus waktu.
    Fungsi DHCP dapat maksimal jika dipakai oleh network administrator guna melakukan kelola jaringan komputer sekaligus pengalamatan IP Addres secara otomatis. Selanjutnya, DHCP server dapat lebih mempercepat kerja komputer client/pelanggan ketika dalam proses pengelolaan serta pengiriman data.
Fungsi-fungsi lain dari DHCP Server :
  • Memudahkan seorang administrator jaringan dalam memberikan nomor IP Address secara otomatis di komputer dalam jaringan tanpa harus mengisinya secara manual.
  • Didesain untuk melayani jaringan yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
  • Memudahkan proses transfer data kepada PC client lain atau PC server.
  • Mencegah terjadinya IP conflict.
  • Memungkinkan client menggunakan alamat IP yang reusable, maksudnya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client lainnya jika sedang tidak menggunakannya (off).
  • Menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.
  • Memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter konfigurasi lainnya kepada client, seperti DNS Server dan Default Gateway.
  • Memungkinkan client untuk menggunakan satu alamat IP dalam jangka waktu tertentu dari server.

Kekurangan dari Layanan DHCP

Selain membawa banyak manfaat, ternyata DHCP juga memiliki kekurangan di bawah ini:
  • Tidak adanya otorasi atau pembuktian keaslian selama adanya komunikasi antara DHCP Server dan DHCP Client. Akibatnya DHCP Server tidak mengetahui jika ada DHCP Client yang tidak sah di dalam jaringan. Begitu juga DHCP Client tidak mengetahui adanya DHCP Server yang tidak sah di dalam jaringan. Alhasil terdapat kemungkinan adanya komputer DHCP Server dan Client palsu atau yang tidak termasuk dalam jaringan yang dibuat.
  • Semua pemberian nomor IP Address bergantung pada server. Jadi jika server sedang mati, maka semua komputer client akan terkena dampaknya, seperti disconnect dan tidak saling terhubung.

Tahapan Kerja dari DHCP Server

DHCP Server memiliki tahapan cara kerja sebagai berikut:
  • IP Least Request: yaitu proses saat client meminta nomor IP ke server (broadcast mencari DHCP Server).
  • IP Least Offer: DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP.
  • IP Lease Selection: client memilih penawaran DHCP Server yang pertama diterima dan kembali melakukan broadcast dengan pesan menyetujui peminjaman tersebut kepada DHCP Server.
  • IP Lease Acknowledge: DHCP Server memberikan jawaban atas pesan tersebut berupa konfirmasi nomor IP dan informasi lain kepada client dengan sebuah ACKnowledgement. Setelah itu server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool.
  • Lease Period: pemakaian DHCP Client dinyatakan selesai. Nomor IP dikembalikan kepada DHCP Server dan server dapat memberikan nomor IP kepada client yang membutuhkan.

Konfigurasi DHCP Server

    Terdapat dua tata cara konfigurasi DHCP Server dengan secara otomatis atau secara manual. Untuk mengaktifkan DHCP Server langkah demi langkah yang harus dilewati tidaklah terlampau rumit. Diantaranya melakukan setting DHCP IP Address Network, install DHCP Server, Konfigurasi DHCP, dan restart jaringan secara menyeluruh.
    Setelah berhasil direstart maka selanjutnya perlu dilakukan verifikasi IP Address yang telah dibuat, caranya dengan mengecek pengalamat IP Address apakah sudah sama atau belum terhadap seluruh komputer dalam jaringan. Untuk tes ini tinggal dilakukan di CMD saja melalui perintah instruksi IP Config.
    Apabila ingin mengecek dari sisi DHCP Client, dapat dilakukan dengan cara memverifikasi IP Address dengan langkah tes koneksi. Melakukan tes koneksi tetap dilakukan di CMD, selanjutnya klik perintah ping untuk memanggil IP Server. Jika berhasil dan IP yang dimiliki sama berarti konfigurasi DHCP server tidak ada yang salah.

Daftar Pustaka :
https://qwords.com/blog/penjelasan-lengkap-dhcp-server-fungsi-dan-cara-kerjanya/
https://www.baktikominfo.id/id/informasi/pengetahuan/berkenalan_dengan_dhcp_server_jenis_aplikasi_server_dalam_jaringan_internet-659#:~:text=DHCP%20Server%20adalah%20pihak%20yang,tapi%20hanya%20cukup%20memberikan%20referensi